Urgensi Counselling Skills Pada Intervensi Konseling di Sekolah
(Analisis Terhadap Implementasi Kurikulum 2013 Tentang Bimbingan dan Konseling)
Abstract
Banyaknya permasalahan siswa di sekolah utamanya menyangkut pemilihan jurusan, orientasi karir dan orientasi studi lanjut menjadikan peran konselor atau guru BK semakin penting. Kesalahan dalam memilih jurusan misalnya akan berdampak buruk bagi perjalanan hidup siswa selanjutnya. Dalam Lampiran IV Permendikbud no 81.A tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum, ditegaskan mengenai aspek peminatan siswa, baik peminatan yang berhubungan dengan pilihan jurusan, orientasi karir maupun studi lanjut. Pada nomor VIII lampiran ini menegaskan tentang Konsep dan Strategi layanan Bimbingan dan Konseling, berisi tentang : konsep layanan Bimbingan dan Konseling, komponen layanan Bimbingan dan Konseling serta Strategi layanan Bimbingan dan Konseling.
Implementasi kurikulum 2013 tentang Bimbingan dan Konseling mengharuskan konselor memiliki counselling skills yang memadai. Pemakaian ketrampilan konseling oleh konselor dapat dibagi menjadi lima tujuan yang berbeda, yaitu: tujuan supportive listening, tujuan mengelola situasi bermasalah, tujuan problem menejemen, tujuan mengubah ketrampilanketrampilan buruk yang menciptakan masalah serta tujuan mewujudkan perubahan falsafah hidup. Adapun ketrampilan menurut Richard Nelson-Jones (2012:15-25) yang bisa dijadikan ujung tombak dalam membantu menyelesaikan masalah siswa adalah: 1. Menciptakan Ketrampilan komunikasi dan Perasaan dan menciptakan ketrampilan pikiran