Operasi Katarak di RS Telogorejo: Jalan Pembuka Terangnya Dunia
Abstract
Survei Kebutaan Rapid Assessment of Avoidable Blindness (RAAB) pada 2014-2016 oleh Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami) dan Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan menyebut angka kebutaan mencapai 3% dan katarak merupakan penyebab kebutaan tertinggi (81%). Dari jumlah tersebut, sekira 90 persen ganggguan penglihatan terdapat di wilayah penduduk berpenghasilan rendah, dan 82 persen kebutaan terjadi pada usia 50 tahun atau lebih. Diperkirakan pengeluaran rata-rata per pasien yang menderita kebutaan adalah hampir dua kali lipat dari biaya lainnya dan untuk buta dengan dua mata diperkirakan akan mengeluarkan biaya berkisar 12.175 – 14.029 US $ atau sekira Rp170 juta sampai Rp196 juta rupiah. Selain itu, juga ditambah dengan biaya tidak langsung yang cukup besar karena kerugian produktivitas. Jika dibiarkan rawan terjadi tsunami katarak. Artinya, seiring bertambahnya Usia Harapan Hidup (UHH) diperkirakan pada tahun 2030 itu semua penduduk di atas usia 50 tahun akan semakin banyak terpapar katarak. Sekadar diketahui, rata-rata UHH meningkat dari usia 63 tahun pada 1990 mejadi 69 tahun pada 2017. Ini artinya peningkatan usia harapan hidup akan berdampak pada peningkatan penyakit- penyakit degeneratif. Termasuk pada peningkatan kasus katarak, dan gangguan penglihatan lainnya yang diakibatkan oleh penyakit degeneratif seperti Diabetes Melitus dan Glaukoma.
Downloads
References
Kemenkes RI, 2018. P2PTM. Jumlah Penderita Katarak di Indonesia Tinggi, Menkes Ingatkan Perilaku Hidup Sehat. p2ptm.kemkes.go.id. 5 November 2018.diakses pada tanggal 15/9/2022 jam 21.00.
Omeoo. 2017 7 Ciri Mata Akan Alami Katarak. p2ptm.Kemenkes.go.id. 2 Januari 2017.